KESAKRALAN DAN KEANGKERAN ALAM BALI
OM SWASTYASTU
BALI, bali merupakan sebuah surga kecil dengan berbagai keindahan dan keunikan, sehingga menjadi destinasi wisata dunia, tempat-tempat indahnya dijadikan agenda kunjungan dalam perjalanan tour. Dataran tersebut bernama pulau Bali juga dikenal dengan nama Pulau Dewata. Tidak heran Bali menjadi salah satu Tempat Wisata yang sering dikunjungi karena terdapat banyak sekali tempat menarik yang indah dan membuka wawasan. Bali juga termasuk masyarakat dengan sistem kepercayaan tertinggi di Indonesia, selain itu Bali merupakan salah satu tempat yang sangat kental dengan aura-aura misticnya apalagi kalau kita berbicara tentang LEAK dan disini saya akan membahas tentang tempat tempat yang dianggap sakral dan angker di Bali.
TEMPAT TEMPAT YANG DI ANGGAP SAKRAL DAN ANGKOR DI BALI :
.1. Taman Festival
Taman Festival yang terletak di Sanur ini tidak pernah selesai dibangun dan sudah ditinggalkan sejak 17 tahun yang lalu. Bukan cuma tempat ini menyeramkan, tapi konon disana ada tempat pemeliharaan buaya, dan buaya-buaya tersebut menjadi ganas dan saling memakan satu sama lain (kanibal). Buaya-buaya tersebut sekarang sudah tidak ada lagi, tapi tetaplah waspada kalau kamu datang kesana. Taman festival ini ditutup pada tahun 2000 yang awalnya sangat ramai dikunjunggi wisatawaan Lokal mauoun Mancanegara taman festival ini ditutup karena Bangkrut
2. Kuburan Bali (Desa Trunyan)
Kuburan Trunyan berada di sisi timur Danau Batur tepatnya di desa Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali dan diperkirakan disinilah tempat perkumpulan yang namanya LEAK. Hampir tak ada wisatawan yang tak berdiri bulu kuduknya saat melangkahkan kaki ke kompleks kuburan Trunyan. Bayangkan saja, jenazah-jenazah di kuburan ini dibiarkan membusuk di atas tanah. Berbeda dengan mayoritas warga Bali yang melakukan upacara 'ngaben' saat kematian seseorang.
KISAH DARI KUBURAN TRUNYAN
"Legendanya, ada 4 bersaudara dari Keraton Surakarta yang terhipnotis wangi Taru Menyan," katanya sambil menunjuk pohon raksasa dengan akar yang menjulur ke segala arah. Taru Menyan adalah asal nama kata 'Trunyan', berarti 'pohon wangi'.
Empat bersaudara itu terdiri dari 3 laki-laki dan si bungsu perempuan. Mereka melintasi Tanah Jawa, kemudian Selat Sunda untuk mencari asal muasal wangi semerbak itu. Singkat cerita, setibanya di Trunyan, sang kakak sulung jatuh cinta kepada sang Dewi penunggu pohon tersebut.
"Sudah direstui semua saudaranya, mereka nikah. Trunyan jadi sebuah kerajaan kecil. Pohon besarnya masih mengeluarkan wangi. Sampai akhirnya, sang Raja memerintahkan warga untuk menghapus wangi itu agar terlindung dari serangan luar. Biar nggak ada lagi yang terhipnotis wanginya
Kami berjalan menuju 'ancak saji', anyaman bambu berbentuk segitiga sama kaki. Di sinilah jenazah diletakkan begitu saja, tanpa sedikit pun tercium bau bangkai. Di sekitarnya terdapat benda-benda peninggalan si jenazah: piring, foto berpigura, sapu tangan, baju dan perhiasan. Sedikit mengintip ke dalam 'ancak saji', saya melihat potongan tulang dan tengkorak. Ada pula yang tinggal rambutnya saja.
"Inilah yang diperintahkan sang Raja waktu itu. Untuk menghilangkan bau semerbak, jenazah orang Trunyan dibiarkan saja membusuk di tanah sini. Nggak tercium bau apa-apa kan? Bau harum dan busuk konon sudah menyatu di sini. Legenda tersebut berbuah tradisi. Sampai sekarang, jenazah masyarakat Desa Trunyan masih dibiarkan saja di atas tanah. Tapi tak sembarang mayat bisa dikuburkan dengan cara ini.
"Legendanya, ada 4 bersaudara dari Keraton Surakarta yang terhipnotis wangi Taru Menyan," katanya sambil menunjuk pohon raksasa dengan akar yang menjulur ke segala arah. Taru Menyan adalah asal nama kata 'Trunyan', berarti 'pohon wangi'.
Empat bersaudara itu terdiri dari 3 laki-laki dan si bungsu perempuan. Mereka melintasi Tanah Jawa, kemudian Selat Sunda untuk mencari asal muasal wangi semerbak itu. Singkat cerita, setibanya di Trunyan, sang kakak sulung jatuh cinta kepada sang Dewi penunggu pohon tersebut.
"Sudah direstui semua saudaranya, mereka nikah. Trunyan jadi sebuah kerajaan kecil. Pohon besarnya masih mengeluarkan wangi. Sampai akhirnya, sang Raja memerintahkan warga untuk menghapus wangi itu agar terlindung dari serangan luar. Biar nggak ada lagi yang terhipnotis wanginya
Kami berjalan menuju 'ancak saji', anyaman bambu berbentuk segitiga sama kaki. Di sinilah jenazah diletakkan begitu saja, tanpa sedikit pun tercium bau bangkai. Di sekitarnya terdapat benda-benda peninggalan si jenazah: piring, foto berpigura, sapu tangan, baju dan perhiasan. Sedikit mengintip ke dalam 'ancak saji', saya melihat potongan tulang dan tengkorak. Ada pula yang tinggal rambutnya saja.
"Inilah yang diperintahkan sang Raja waktu itu. Untuk menghilangkan bau semerbak, jenazah orang Trunyan dibiarkan saja membusuk di tanah sini. Nggak tercium bau apa-apa kan? Bau harum dan busuk konon sudah menyatu di sini. Legenda tersebut berbuah tradisi. Sampai sekarang, jenazah masyarakat Desa Trunyan masih dibiarkan saja di atas tanah. Tapi tak sembarang mayat bisa dikuburkan dengan cara ini.
3. PI Bedugul (Hotel Tidak Selesai)
4. Kapal Ho Tsai Fa No. 18
Kapal ini terdampar di Pantai Padang-Padang pada tahun 2008. Yang lebih seram lagi, kapal itu terdampar tanpa kapten dan awak kapal satu orangpun. Kapal itu sekarang sudah diangkat, tapi suasana seram tetap menghantui daerah itu.
5. Pesawat di Selatan Kuta
Pesawat ini terletak dekat Pantai Pandawa, di sebuah bukit yang terpencil. Meskipun suasananya misterius, orang-orang malah senang mengunjungi tempat ini, dan rencananya akan dibangun sebuah restoran di sana.
6. Kuil Pemuteran Bawah Laut
Kuil ini terletak di dasar laut, di dekat Desa Pemuteran. Kalau kamu takut dengan hantu air, jangan berani-berani mencoba menyelam ke dalam sana.
7. Candi di Karangasem
Candi yang terletak di Desa Tista ini tidak pernah selesai dibangun dan orang-orang tidak pernah tahu kenapa. Namun orang-orang percaya, bahwa masih ada arwah-arwah yang menjaga candi itu.
8. Sisa-sisa Bounty Beach Clubs Bungalows
Vila ini terletak di Gili Meno, sebuah pulau kecil dekat Bali yang bisa dicapai dengan kapal kecil. Ada yang bilang vila ini ditinggalkan sejak bom Bali 2002, ada juga yang bilang vila ini ditinggalkan karena pemiliknya mati. Hati-hati, katanya ada bayangan orang yang suka berkeliaran di sana.
9. Kapal Tenggelam
Kapal ini sebenarnya adalah kapal perang Amerika yang tenggelam karena perang dunia kedua. Sebenarnya pemandangan laut di sana cukup indah. Tapi tetap berhati-hatiah, nuansa misteri masih menetap disana.
10. Goa Lawah (Goa Kelelawar)
Goa ini dipenuhi dengan banyak sekali kelelawar, bahkan di siang hari sekalipun. Ada yang bilang kalau goa ini memiliki jalan rahasia menuju Pura Besakih, tapi misteri ini belum pernah dipecahkan. dan tempat ini adalah tempat yang sakral karena sekaligus adalah pura yang sangat disucikan oleh umat hindu di Bali
Lokasi pura termasuk wilayah desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Jaraknya sekitar 10 km ke arah timur kota Klungkung atau kurang lebih 50 km dari kota Denpasar. Apabila anda berangkat dari tempat wisata Kuta Bali, maka untuk mencapai lokasi dari pura akan menempuh jarak 55 kilomter dengan perkiraan waktu tempuh 1 jam 25 menit. Lokasi pura juga satu jalur dengan objek wisata Candidasa, sekitar 19 km sebelah timur pura Goa Lawah. Selain itu, lokasi pura juga berdektan dengan tempat wisata Kerta Gosa Bali. Pura ini berada di seberang pantai dan memasuki wilayah perbukitan. Sebuah pura juga dibangun di pantai ini yang disebut Pura Segara. Pura Segara merupakan pura masyarakat sekitar yang sebagian besar mata pencahariannya sebagai nelayan untuk memuja Tuhan dengan sebutan Bhatara Baruna atau Dewa Laut.
Saat memasuki desa Pesinggahan menuju lokasi pura, disepanjang jalan banyak terdapat warung yang menawarkan menu dari ikan laut. Seperti ikan bakar, pepes ikan, sate, sup ikan, sayur plecing, sambal mentah, sambal merah bumbu Bali, lengkap dengan nasi dan es kelapa muda. Warung makanan ringan juga banyak terdapat diseberang pura. Areal parkir yang tersedia cukup luas yang berada di luar pura dan di tepi pantai. Daerah tujuan wisata ini ramai dikunjungi wisatawan mancanegara maupun domestik. Terutama pada saat musim liburan dan hari raya besar. Apabila anda membutuhkan petunjuk arah untuk menemukan lokasi pura, anda dapat pergunakan peta Google map dibawah ini!
Sejarah Pura & Harga Tiket Masuk
Mengenai sejarah pura Goa Lawah, tidak diketahui pasti kapan dan siapa yang membangun pura ini. Menurut penelitian para ahli, sejarah pura ini dibangun pada abad ke-11 atas gagasan dari Mpu Kuturan. Pura ini diperuntukan untuk tempat memuja Dewa Baruna / Dewa Laut.
Pura ini adalah tempat suci umat Hindu yang setiap hari dipergunakan untuk sembahyang. Jadi setiap pengunjung di wajibkan untuk mengikuti aturan sebelum dan pada saat memasuki area pura. seperti:
- Setiap wisatawan di wajibkan untuk memakai kain sarung dan selendang yang di ikatkan di pinggang. Apabila anda tidak membawa kain sarung dan selendang anda dapat menyewa di lokasi. Harga sewa kain sarung dan selendang Rp 4.000 / untuk satu orang.
- Wanita yang sedang datang bulan, dilarang keras untuk memasuki area pura.
- Pengujung dilarang menaiki tangga yang ada pada tempat pemujaan.
- Pengujung diharapkan untuk tidak berjalan di depan orang yang sedang sembahyang.
- Di larang merokok di dalam area pura dan tidak diperbolehkan untuk membuang sampang sembarangan.
Untuk dapat memasuki areal pura, setiap wisatawan akan membayar tiket masuk. Lalu berapa harga tiket masuk pura Goa lawah Klungkung?
Dewasa | Anak |
---|---|
Rp 6.000 / orang | Rp 4.000 / orang |
11. Goa Gala-Gala
Rumah bawah tanah ini terletak di dekat Nusa Lembongan. Rumah ini dalamnya tujuh meter, dan dibangun dengan inspirasi dari kisah Pandawa.
12. Pantai Padang Galak
Hati-hati, pantai ini tidak hanya indah, tapi mengerikan. Ombak pantai ini sangat ganas, hingga mereka menamai pantai ini "padang galak". Orang-orang percaya kalau ada dewi yang menghuni lautan di situ. Banyak orang yang katanya juga hilang di sana. Bahkan, tahun ini ada beberapa paus mini yang terdampar disana karena ombak yang sangat besar.
13. Bengkala, Desa Orang Tuli
Desa ini terletak di Bali Utara dan disebut Desar Orang Tuli karena dua persen warganya adalah mereka yang tuli. Desa ini ditinggali oleh tujuh generasi orang-orang tuli. Mereka bahkan percaya bahwa dewa tuli tinggal di sana. Mereka menciptakan bahasa mereka sendiri, yang disebut 'kata kolok' agar bisa berkomunikasi satu sama lain.
Terimakasih atas waktunya mohon shere yaaaa....
salam dari kami :
Gede Darma Setiawan 419112
Andika Putra
Ngurah Sudiasa
Kardiasa
Komentar
Posting Komentar